view of Pacet Village

28 Februari 2011

What Type of Reader Are You ?

Your Result: The Down-to-Earth Reader
You like realistic fiction the most.  If it really can happen, that's appealing to you.  You like being able to relate to and sympathize with the characters.

Result Breakdown:
76% The Down-to-Earth Reader
27% The Mysterious Reader
27% The Master Reader
14% The Fantastical Reader
0% The Fun Reader

Quiz URL: http // www.gotoquiz.com/what_type_of_reader_are_you_1

18 Februari 2011

Media Literacy


Pernahkah kita membayangkan saat ini hidup tanpa media berita,- baik cetak maupun audio visual-, tentu susah mebayangkannya apalagi yang namanya televisi , tayangan televisi seakan-akan sudah menjadi bagian hidup yang tak terpisahkan. Dari anak balita sampai kakek nenek dapat memanfaatkannya tanpa perlu usaha dan tenaga yang banyak, tidak harus lancar membaca atau mempunyai  kepintaran khusus, tinggal duduk dan pegang remote control langsung bisa  menikmati sepuas hati. Tayangan televisi bisa kita lihat dari dini hari sampai larut malam, bahkan disaat tertentu nyaris 24 jam tanpa henti. Tapi... bagaimana isi tayangannya ? Tentu kita semua  mafhum tayangan televisi tidak semuanya layak ditonton , mungkin lebih banyak yang tidak mendidik bahkan bisa berdampak negatif, salah satu penyebabnya adalah  segi komersial yang dibungkus alasan ’permintaan pasar’.  Bukan hanya anak-anak yang bisa terkena dampak dari tayangan-tayangan negatif tapi orang dewasapun banyak yang tidak sadar kalau disuguhi acara yang tidak bermutu,  membodohi dan melecehkan logika.

11 Februari 2011

review buku : tea for two

Tea For Two (Paperback) by Clara Ng
                                              Tea For Two
                            by :  Clara Ng 
    Tea For Two adalah nama sebuah perusahaan biro jodoh yang dimiliki oleh seorang wanita muda yang energik dan menarik bernama Sassy.

Sebagai seorang pemilik perusahaan , Sassy pastinya menginginkan hal yang terbaik untuk para kliennya mulai dari menjalin hubungan awal sampai masa pernikahan dan itu terbukti dengan semakin berkembangnya perusahaan dan semakin banyak klien yang berhasil diantar sampai ke jenjang pernikahan, tapi rupanya itu tak terjadi dalam kehidupannya sendiri.
Pernikahan yang sempurna dalam bayangannya tak sesuai dengan kenyataan yang dijalaninya. Masa pacaran yang romantis dengan Alan seorang pemuda tampan dan mapan yang dikenal lewat kliennya ternyata bertolak belakang dengan yang dialami pada masa pernikahan, bahkan sejak awal  pernikahan. Perlakuan Suami yang melecehkan baik secara fisik maupun mental telah dapat membalikan dunia Sassy. Perlakuan KDRT  ( Kekerasan dalam rumah tangga ) berupa kekerasan fisik dan mental ternyata dapat mengubah sikap dan pribadi seorang Sassy yang optimis dan penuh percaya diri menjadi pribadi yang lemah dan selalu menyalahkan diri sendiri.
Berkat bantuan dan dorongan semangat dari para sahabat, ibu tercinta dan bantuan terapi dari orang profesional dan teman-teman  yang mempunyai pengalaman yang hampir sama dalam berumahtangga, perlahan-lahan Sassy dapat mengembalikan rasa percaya diri dan semangat hidupnya ,dia siap untuk bercerai dengan suami dan bangkit untuk mulai hidup baru lagi.
Apa yang istimewa dalam buku ini?

3 Februari 2011

review buku

Islam & Hak-Hak Reproduksi Perempuan
           Dialog Fiqih Pemberdayaan                  
                            by  Masdar F. Mas'udi

Islam dan Hak-Hak Reproduksi Perempuan     Dialog fiqih pemberda... by Masdar F. Mas'udiBuku yang memuat pembahasan yang sangat menarik tentang hak-hak reproduksi dalam Islam yang mungkin selama ini jarang dibicarakan, dibahas dari sudut pandang yang lain dari yang selama ini diterima oleh orang awam. Disajikan dengan gaya bahasa yang tergolong mudah dimengerti karena metode cerita dialog berupa obrolan ringan yang tidak kaku antara Maisarah seorang santriwati senior dengan seorang ibu Nyai Nafisah ( istri pengasuh pondok pesantren) yang digambarkan bukan hanya sebagai pendamping suami tapi sebagai sumber pengetahuan tapi tidak bersikap sebagai 'orang yang paling tahu' dan 'paling benar'

Secara kodrati perempuan mengemban fungsi reproduksi umat manusia yang utamanya meliputi mengandung, melahirkan, dan menyusui anak. Dalam AlQuran fungsi kemanusiaan ini sangat dihormati ( Qs 46:15, 31:4 ). Bahkan dalam hadits Nabi disebutkan ibu, ibu, ibu lah yang harus dihormati lebih dahulu dibanding ayah.

Banyak hal yang selama ini dianggap telah selesai ternyata harus dipertanyakan kembali  khususnya dalam konteks hubungan keluarga antara istri dan suami yang tidak terlepas dari perubahan sifat dan bentuk kehidupan baik perorangan atau masyarakat.  Dalam hubungan keluarga bukan berarti siapa mendominasi siapa justru untuk menghilangkan dominasi karena dalam dominasi ada pengangkangan hak dan penghilangan eksistensi. Dengan kata lain sasaran hubungan ini adalah hubungan yang berkeadilan. Keadilan di sini adalah keadilan seperti dirumuskan oleh Nabi Muhammad SAW yaitu terpenuhinya hak bagi yang memilikinya secara sah dari sisi lain tentunya pemenuhan kewajiban. Keadilan dalam hubungan suami istri  perlu landasan yang lebih kokoh yaitu cinta kasih.Jadi  maqam yang tertinggi dari hubungan suami istri adalah hubungan berkeadilan  yang dilandasi cinta kasih..

Beberapa dialog menarik tentang kedudukan seorang istri ( Ibu ) :

2 Februari 2011

Khusyu'

Setiap hari
minimal lima kali sehari
aku  menghadapMu
bermunajat  kehadiratMu

namun..
tak pernah bisa aku shalat dengan sempurna
 padahal buku panduan telah aku baca
 ceramah penuntun telah aku cerna
...........Ah.. sama saja..........
tak pernah bisa aku shalat dengan khusyu
pikiran dan hati tak pernah bisa padu

dimulai dengan takbir
dilanjutkan  do’a  iftitah
kemudian  alfatihah
..pikiranpun mulai melayang....
.. ...mencari kunci yang hilang...
..... khawatir anak yang belum pulang...
..…ingat sinetron yang sedang  tayang…
..…kadang bacaan berulang

Ya Allah
Maafkan hambaMu
yang belum juga mampu
menghadapMu
dengan  padu
dengan khusyu

Astagfirullah min adami al hudhuri fii asshalah
(aku memohon ampun kepada Allah dari ‘ketidakhadiran’ ku dalam shalat)