view of Pacet Village

18 Februari 2011

Media Literacy


Pernahkah kita membayangkan saat ini hidup tanpa media berita,- baik cetak maupun audio visual-, tentu susah mebayangkannya apalagi yang namanya televisi , tayangan televisi seakan-akan sudah menjadi bagian hidup yang tak terpisahkan. Dari anak balita sampai kakek nenek dapat memanfaatkannya tanpa perlu usaha dan tenaga yang banyak, tidak harus lancar membaca atau mempunyai  kepintaran khusus, tinggal duduk dan pegang remote control langsung bisa  menikmati sepuas hati. Tayangan televisi bisa kita lihat dari dini hari sampai larut malam, bahkan disaat tertentu nyaris 24 jam tanpa henti. Tapi... bagaimana isi tayangannya ? Tentu kita semua  mafhum tayangan televisi tidak semuanya layak ditonton , mungkin lebih banyak yang tidak mendidik bahkan bisa berdampak negatif, salah satu penyebabnya adalah  segi komersial yang dibungkus alasan ’permintaan pasar’.  Bukan hanya anak-anak yang bisa terkena dampak dari tayangan-tayangan negatif tapi orang dewasapun banyak yang tidak sadar kalau disuguhi acara yang tidak bermutu,  membodohi dan melecehkan logika.



 Sudah saatnya kita  memepunyai kemampuan bermedia (media literacy) sehingga kita  dapat dengan cerdas memilih apa yang akan kita  dan anak-anak  konsumsi.  
Media Literacy  merupakan  kemampuan  dan  kecerdasan  individu dalam menggunakan media, bagaimana menempatkan dirinya  di depan media, menjadi pelaku aktif  dalam menyeleksi media yang mana dan isi informasi yang bagaimana yang pantas dan layak untuk dikonsumsi.
Dengan tidak ada  kemampuan bermedia seseorang  tanpa disadari hanya akan menjadi ‘robot’   atau  ‘alat’ dari  industri media.,  menyantap apapun yang disuguhkan , tidak mampu membedakan mana  yang berkualitas bagus dan mana yang berkualitas  sampah.

Mari kita tingkatkan kemampuan bermedia jangan lagi kita hanya menjadi ’robot’ untuk menonton televisi  berjam-jam, dan tanpa disadari  menjadi ’pekerja’ tanpa dibayar untuk menonton setiap acara televisi kemudian  kita disulap menjadi  sejumlah angka  per kepala dan akan dihitung dan dijual  kepada para pemasang iklan  dengan sebutan ’rating’.  Jadi siapa yang diuntungkan dengan kebodohan kita..?!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar