view of Pacet Village

21 Februari 2012

Stand Up Comedy

Stand up Comedy..saya menyukainya,  walaupun baru mengenal dekat beberapa bulan yang lalu  tapi hampir tidak pernah melewatkannya bila ada tayangannya di televisi.    Tampilannya berbeda dengan lawakan biasa, rasanya lebih cerdas, tapi sepertinya tidak semua orang bisa menikmati ,  paling tidak harus punya 'pengetahuan'  dan 'bahasa' yang hampir sama dengan para penampilnya karena standa up comedy terasa lucu bukan dari gerak tubuh tetapi dari apa yang dutarakan oleh penampilnya.

Beruntung dapat menikmati live show nya di Taman Ismail Marzuki pada hari Sabtu  18 Februari 2012, pertunjukan dari 8 orang comic ( sebutan orang yang melakukan stand up comedy) yang tampil secara bergantian dan  dikemas berbentuk cerita ringan dengan benang merah sebuah koper, itulah sebabnya judul pertunjukkan ini. adalah   "Koper."
Pertunjukkan yang belangsung selama 3 jam ini berhasil membuat penonton tertawa sepanjang acara ..luarbiasa.., tidak ada istilah mengantuk ketika menonton semua terjaga dan...tertawa...two thumbs up  !

ini sebagian dari pernampilan para comic :


8 Februari 2012

Indahnya Kebersamaan


Hari Minggu pagi saya sudah bersiap-siap untuk bergabung  diacara yang sudah dirancang kira-kira sebulan yang lalu ,  ya.. pagi  itu di kompleks perumahan kami   ada acara yang lain dari biasa yaitu..pengobatan gratis bagi warga kurang mampu di sekitar kompleks  .  Acara ini terselenggara atas kerjasama berbagai  pihak  mulai dari   pengurus Masjid,  Majlis Taklim ibu-ibu, RT/RW  dan   warga masyarakat  ( terutama ibu-ibu ) yang selalu siap menjadi panitia untuk mebantu kegiatan-kegiatan  sosial. Sebetulnya acara ini akan  diadakan di area TK  yang ada di mesjid  kompleks tapi karena bersamaan dengan acara lain maka acara ini di adakan di rumah Bapak/Ibu RW, kebetulan ibu RW adalah fasilitator acara ini karena kantor beliau  adalah  penyandang dana dari Yayasan yang bergerak dalam  kegiatan sosial dimana banyak  dokter  muda yang bergabung di sana. Jadi inilah team kami yang akan  menyelenggarakan  ‘kegiatan sosial’  ( istilahnya  keren  ya ).

Sebelumnya kami hanya berkoordinasi satu kali pertemuan, tapi karena sudah sering bekerja sama jadi sudah tahu porsi masing-masing,  selanjutnya  sharing ( karena dalam kegiatan ini tidak ada istilah instruksi)  dilakukan melalui  telpon, SMS, BBM, chatting,dll  ( beruntung hidup di jaman serba canggih ) .  

Sehari sebelum hari H bagian perlengkapan sudah memasang tenda ,  menyiapkan kursi dan keperluan lainnya.  Pagi-pagi pada hari H waktu saya datang  semua nya sudah tertata rapi.  Ternyata  sudah ada  calon pasien yang sudah duduk menunggu  padahal  belum waktunya, mungkin takut  terlambat dan mengira akan ada  antrian  panjang. .  Tidak lama  kemudian berangsur-angsur pasien lain  berdatangan . 
Pada saat itu tiba-tiba datang mobil catering yang akan mengantarkan kambing guling,  wah.. apa ibu RW akan menjamu kami dengan kambing guling pula.. .ketika ditanya   ternyata  pemesannya adalah orang  yang sedang pesta   di dekat area mesjid , mungkin mereka mengira kami yang memesan karena melihat ada tenda dan ada keramaian  di sini …hmmm… untung belum dibawa masuk …

 Jam 8.30 pendaftaran pasien  pun segera dimulai, panitia sudah mulai bergerak ke posisi masing-masing. Sekitar jam 9.00 rombongan  team kesehatan ( dokter dan team apoteker)  datang ,dengan  sigap   mereka menata semua nya  dalam waktu yang relatif cepat.  Team kesehatan kami sambut dengan hangat karena bebrapa orang sudah  kenal.  Sebagian  dari  ibu-ibu panitia   sudah  bergabung sejak lama  dan sering bekerja sama dengan team kesehatan ini, antara  lain : di  lingkungan kami sudah 3 kali mengadakan pengobatan gratis; ketika terjadi bencana alam Situ Gintung thn.  2009, kemudian  di daerah  Ciledug, bahkan pernah sampai ke pelosok Serang Banten.  Jadi meskipun ada dokter yang berganti  tapi ada beberapa orang dari team itu yang masih kami kenal.           
Setelah itu acara dimulai dengan sambutan dari  Ibu Ketua Panitia dan dari Bapak RW  yang sejak  pertama sudah ‘mengawal’ acara ini ( terimakasih pak RW )  ,  kemudian ditutup dengan pembacaan doa.

Beragam pasien yang datang berobat dari mulai balita, ibu hamil sampai nenek / kakek  dengan bermacam penyakit  yang dikeluhkan mulai dari batuk pilek, gata-gatal sampai penyakit yang biasa diidap oleh orang tua reumatik ,sakit pinggang, darah tinggi dan asam urat.  Ada  bermacam kejadian pula seperti   salah pengertian ketika  2  orang Bapak  datang dengan kupon ditangan, mereka  mau periksa  gula darah dan pemeriksaan laboratorium lainnya, tentu saja layanan seperti itu tidak tersedia , si bapak tampak kecewa sambil mengatakan bahwa dia hanya perlu periksa darah yang hasilnya akan dibawa ke dokter pribadi……ohh..    Ada  3 anak kecil berumur sekitar  11 th yang datang tanpa orang dewasa,  sepertinya mereka sepakat daripada bermain lebih baik berobat, keluhannya  ..mau minta vitamin, kurang nafsu makan.. ah.. syukurlah rupanya mereka sudah mengerti menjaga kesehatan. Ketika pasien sudah tidak ada, datang lagi 2 orang  pasien terpaksa disuruh menunggu karena dokter sedang makan, selesai para dokter makan ternyata 1 orang pasien menghilang kata temannya pergi dulu entah kemana, dokter yang baik hati mau menunggu sang pasien, ketika datang ternyata dia pulang makan  ..eh dia tidak mau kalah,  dokter makan dia juga pulang  makan dulu  :D

Jumlah pasien yang berobat mencapai  hampir 200 orang, walaupun jumlah pasien cukup banyak Alhamdulillah semua berjalan tertib tidak terjadi saling berebut atau saling  mendahului  karena sistemnya berjalan baik, apalagi bagi para pasien disediakan minuman  dan makanan ringan yang cukup mengenyang kan  bisa dimakan sambil menunggu giliran. Pengobatan berlangsung lancar  dan  lumayan  cepat  karena team kesehatan membawa  4 orang dokter ditambah  ibu dokter  dari warga  kami yang sukarela menyumbangkan tenaganya .

pemeriksaan dokter
giliran dipanggil


menunggu resep dokter


Terakhir giliran ibu-ibu panitia yang ikut diperiksa, ternyata ibu-ibu yang penuh semangat ini perlu juga pemeriksaan dokter  ,  ada beberapa orang yang tensinya tidak normal, ada  yang tensinya tinggi , ada yang rendah, ada yang stress  malah ada yang curhat…hehe..

Tim Panitia & Tim Kesehatan  (berpose dulu sebelum pulang)

Sekitar jam 13 40   team kesehatan beranjak pulang tidak lupa ada  sesi  foto-foto , maklum ada juga  ibu-ibu yang narsis  :D
Kami pun beres-beres dan satu persatu meninggalkan rumah Bapak/Ibu  RW, jam menunjukkan  pukul 15 10  ketika rombongan terakhir pulang  setelah  ‘saling curhat’ seru seperti  biasa   :D


Kebersamaan adalah hal yang indah !
Bisa berbagi  adalah  berkah !


Sampai bertemu lagi di event lain.
Mudah-mudahan  Allah  masih memberi  kesempatan…..amin



3 Februari 2012

Rekayasa Bahasa

Tidak dapat dipungkiri dalam berkomunikasi bahasa merupakan suatu hal yang teramat penting. Pengguna bahasa harus lah memahami betul apa makna yang diucapkan jangan sampai membuat pengertian yang ambigu karena akan mengakibatkan kesalahpahaman diantara keduabelah pihak. Komunikasi akan lebih baik jika kedua belah pihak ( komunikator dan komunikan ) atau yang sedang berbincang-bincang mempunyai kesamaan ‘bahasa’.

Orang-orang  yang merasa satu ‘kelompok’ baik dari segi umur atau pergaulan mempunyai ‘istilah/bahasa’ yang hanya dimengerti oleh kelompok mereka saja.Tak jarang satu kata atau kalimat  direkayasa; diperhalus agar tidak mendapat reaksi keras atau  dibolak balik letak hurufnya, bahkan dimanipulasi  agar tidak dimengerti oleh orang di luar kelompoknya.
 Misalnya kaum waria mempunyai bahasa khusus diantara mereka; ada pula bahasa ‘gaul’ yang pernah ngetrend pada masanya; dan yang lumayan menghebohkan beberapa waktu yang lalu adalah bahasa alay, yang unik alay ini mempunya bahasa sendiri tidak hanya bahasa lisan tetapi juga bahasa tulisan yang jika dibaca dibaca oleh orang di luar kelompoknya apalagi yang berumur jauh di atas mereka akan membuat mata berkunang-kunang karena pusing :D.
Selain bahasa khusus ada juga bahasa yang diperhalus (eufemisme) misalnya : ditangkap jadi ‘diamankan’,  harga yang dinaikan menjadi ‘disesuaikan’, dll.
Dan yang teranyar,  sedang hangat-hangatnya ramai dibicarakan diberbagai media  adalah bahasa khusus para ‘elite’ politik untuk memanipulasi arti kata yang sebenarnya , yaitu istilah ‘Apel Washington’, ‘Apel Malang’, ‘Pelumas’, ‘Ketua besar’ dan ‘Boss besar’  :D

Dolar

Rupiah


Bisa jadi sipemakai merasa kalau kata asli yang dipakai akan terasa terlalu kasar, yang pasti  tidak ingin diketahui maksudnya   karena   mereka tahu bahwa perbuatan yang dilakukan itu salah ! …jadi.. tahu malu  juga ya mereka   :D
 Padahal jika   tahu bahwa perbuatannya salah tapi tetap dilakukan berarti ..ter..la..lu..  
( niru  gaya bang Rhoma he..he )


Jadi  bila  punya kelompok yang ingin terlihat eksklusif silakan membuat bahasa khusus  tapi jangan sampai yang dilakukan merugikan masyarakat seperti yang dilakukan orang-orang ‘terhormat’  yang ‘ ( tak ) tahu malu’  itu….:(