view of Pacet Village

4 Maret 2011

review buku

Guru-guru Keluhuran  Rekaman    Monumental Mimpi  Anak Tiga ZamanGuru-guru Keluhuran Rekaman Monumental Mimpi Anak Tiga Zaman
by  :  St. Sularto


Cerita perjalanan hidup dari 23 tokoh Indonesia yang mengalami 3 Zaman, yaitu : Zaman penjajahan Belanda (diselingi Inggris ), zaman penjajahan Jepang dan Zaman kemerdekaan.
Masing-masing tokoh menceritakan sendiri kisah hidupnya, tapi tidak semua bisa berkisah dengan menarik, agak membosankan,  mungkin karena memang mereka bukan penulis cerita, walaupun begitu ada juga bebarapa yang menarik untuk dibaca dan bisa memberikan masukkan yang bermanfaat buat pembacanya.

Para tokoh ini dapat meraih impian mereka berkat perjuangan hidup dan keberhasilan dalam menempuh pendidikan tinggi ( ternyata memang pendidikan sangat perlu).rata-rata dari para tokoh ini berlatar belakang mapan, mempunyai orang tua yang terpandang dan yang penting mempunyai pandangan jauh ke masa depan,sehingga merasa perlu untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak mereka walau dalam kesulitan sekalipun , hanya beberapa yang berjuang juga untuk kehidupan materinya, salah satunya yaitu Ciputra,  ayahnya meninggal ketika dia masih kecil sehingga harus bekerja untuk kelangsungan hidup sambil tetap melanjutkan pendidikan, dari sinilah mulai terlatih jiwa enterpreuneurnya.



sangat menyentuh  membaca cerita pada masa penjajahan Belanda, perghinaan dari bangsa Belanda yang menyamakan orang pribumi dengan anjing sehingga tidak diperbolehkan memasuki tempat-tempat tertentu, sangat menyinggung perasaan mereka, memicu rasa marah dan pada akhirnya menimbulkan rasa kebangsaan, rasa nasionalisme mereka.

Yang menarik pendapat dari Bapak. Daoed Joesoef tentang pendidikan saat ini :

_ Alih-alih membuat lembaga pelajaran untuk mewujudkan 'persamaan'(equality) dan 'kesetaran'(equity), malah lembaga-lembaga tersebut tanpa ragu menjadi penggemblengan kekastaan baru, yaitu gejala kefeodalan yang dulu justru mau dibasmi oleh para pencetus revolusi kemerdekaan.

- Bahasa Indonesia yang sudah menjadi 'bahasa modern' menurut ukuran UNESCO yaitu bisa dipakai untuk membahas hal abstrak (ilmu pengetahuan, filosofi) kini resmi digantikan oleh bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar mata pelajaran tertentu di tingkat pendidikan menengah dengan alasan untuk kemajuan dan peningkatan daya saing. Padahal lihatlah Bangsa Jepang, Korea, Cina, mereka maju karena menghayati ide-ide kemajuan Zaman, mereka menguasai pengetahuan, ketrampilan dan teknikalitas yang bermutu di pasaran global.

Harapan para tokoh tentulah agar anak bangsa  tetap mempunyai impian untuk memajukan bangsa ini menjadi bangsa yang berbudaya, bisa bersaing dengan bangsa lain dengan melahirkan banyak entepreneur yang berbasis pendidikan dan tentu menjadi bangsa yang mandiri dan sejahtera.









View all my reviews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar