view of Pacet Village

1 Juli 2014

Napak Tilas

    "Kenangan adalah bagian dari masa lalu 
    yang mengantarkan kita ke masa depan."

Sudah lama kami; saya,  kakak dan adik-adik   mempunyai keinginan untuk mengunjungi tempat-tempat "bersejarah"... bukan.. bukan sejarah bangsa seperti  museum , candi atau peninggalan bernilai sejarah  lainnnya  tapi sejarah kami bersama. Ya kami berencana untuk menyusuri rempat-tempat masa kecil, tempat di mana kami dibesarkan yang penuh kenangan indah,  atau biasa disebut ..Napak Tilas.
Awalnya keinginan itu hanya berupa wacana karena kesibukan masing-masing dan tempat tinggal yang berjauhan maka akan susah bagi kami untuk bisa berkumpul secara bersamaan. Sebulan belakangan pembicaraan kami semakin intens, berterimakasih kepada teknologi karena kami yang terpisah-pisah  bisa sering "rapat' lewat BBM dan lainnya :) . Akhirnya 'rapat' memutuskan untuk melaksanakan ' niat mulia'  ini bertepatan dengan moment menyambut bulan suci Ramadhan . Kami sepakat untuk berkumpul di rumah ibu di Bandung untuk sungkem dan pengajian menjelang bulan suci dengan agenda tambahan wisata nostalgia dan wisata kuliner :D.

Pengajian
Hari Sabtu kami berkumpul di rumah ibu dengan masing-masing membawa makanan alias botram atau istilah kerennya potluck, hanya saya yang tidak membawa banyak makanan dengan alasan paling jauh, repot, dll  -alasan yang dibuat-buat :(-.  Hari itu kami mengadakan pengajian, sungkeman kepada ibu dan bermaaf-maafan karena ingin menjalankan ibadah puasa dengan hati yang bersih.
Keesokan harinya adalah hari yang sudah direncanakan,  menjelang siang kami berangkat, hanya sayang karena satu dan lain hal ada adik kami yang tidak bisa ikut, kami pergi berenam,  ipar saya  yang menyetir dan menemani kami ke tempat-tempat yang dituju. Bagaimana dengan anak-anak kok engga ikut ? oh mereka dengan ikhlas melepaskan emak-emaknya untuk bernostalgia  :D. Dalam perjalan aura nostalgia sudah terasa kami berebut menceritakan kejadian-kejadian yang dialami waktu dulu diiringi derai tawa berkepanjangan, hanya saja ada juga yang berperan sebagai pendengar yaitu adik yang paling kecil karena dia lahir bukan di daerah situ dan adik ipar yang tentu saja waktu itu belum kenal sama sekali.

Pertama kami menuju tempat makan di Jl. Macan yang sudah lama kami incar, dulu waktu kami masih tinggal di daerah situ rumah makan itu belum ada tapi dengan banyaknya cerita tentang tempat makan ini maka sekalian kami ke sana, juga sebagai ajang pembuktian apakah benar lokasinya di tempat dulu ada pabrik kue rumahan. Ketika kecil dulu kami sering membeli kue di sana tapi bukan kue utuh yang dibeli , pemilik pabrik biasa menjual kepada anak-anak sekolah berupa bubuknya (kue yang hancur ).. hehe., dan saya sering ketika pergi atau pulang sekolah mampir untuk jajan bubuk kue :)
Setelah mengisi perut maka mulailah petualangan itu mobil kami parkir dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Kami berkeliling mencari dan melihat tempat yang dulu berkesan bagi kami, seperti yang kami duga tempat itu sudah banyak berubah bahkan rumah tempat tinggal kami dulu bangunan nya sudah berubahdari aslinya,  tidak ada halaman tersisa padahal dulu kami merasakan halaman itu terasa luas.. Beruntung kami bertemu dengan salah seorang "keturunan" penghuni lama yang menerima kami dengan ramah dan  bertukar cerita tentang keadaan di sana, juga memberitahu siapa saja yang masih 'tersisa'di daerah tsb.  kemudian kam melanjutkan berkeliling, kami sangat senang bila melihat ada bangunan/tempat yang masih sama dengan dulu. 
Rumah lama yang masih terawat
Gembira sekali ketika kami menemukan sebuah rumah yang bangunannya masih asli dan tetap terawat, rumah yang juga dulu mempunyai kenangan karena kami sebagai anak-anak sering bermain melihat "kakak-kakak " berlatih musik di sana.Ingin rasanya mengetuk pintunya tapi rumahnya terlihat sepi dan kami ragu apakah penghuninya tidak akan terganggu dengan kedatangan kami.

 Lebih dari 2 jam kami berkeliling dan berfoto ria, kami beranjaik ke tempat penjual es campur di Jl, Putri dan menghilangkan haus dan mencicipi siomay Bandung . Setelah itu kami sembahyang Ashar di sebuah mesjid yang bersejarah bagi kami, karena dulu tiap sekolah selalu memakai jalan pintas lewat mesjid dan hampir setiap sore mengaji di sana.( yang kami ingat mesjid itu selalu direnovasi tidak pernah selesai dibangun), kebetulan  mesjid itu letaknya di Jl. Sancang dekat dengan Sekolah Dasar di mana kami dulu bersekolah, jadi saya bisa mampir melihat-lihat keadaan sekolah tsb.
jalan yang ada di sebelah ex rumah

Waktu yang tersisa kami guunakan untuk mengunjungi daerah rumah kedua setelah kami pindah dari rumah pertama yaitu di  jl. M. Ramdhan. Obrolan pun beralih ke masa kami tinggal di sana, banyak kenangan yang tak terlupakan, berhenti sejenak di depan ex rumah yang telah berubah menjadi sangat besar karena pemilik sudah menyatukan beberapa rumah dan menjadi sebuah show room mobil, jadi tentu tidak ada bagian seperti yang ada di memori kami.

Kami berjalan pulang dengan perasaan bahagia karena kerinduan akan masa lalu telah terpuaskan. Secara fisisk bangunan dan tempat masa kecil tentu banyak berubah apalagi ketika waktu kecil sesuatu yang terlihat besar dan luas ( misalnya lapangan atau bangunan ) ternyata sekarang terlihat seperti berubah mengecil, .ya tentu skala pandang anak kecil dengan orang dewasa jauh berbeda. 

Kami pun berjanji akan melanjutkan apa yang telah kami awali ini apabila waktu memungkinkan. Semoga         ...........boootii...............



O ya ternyata kumpul-kumpul  ini sangat membahagiakan Ibu , berkali-kali belaiu mengucapkan syukur dan kebahagiaan bahwa kami semua dapat berkumpul bersama.
Mengharukan bagi kami ternyata sangat sederhana kebahagiaan yang bisa dirasakan oleh beliau yaitu berkumpul bersama yang tidak selalu dapat kami wujudkan . 
Mudah-mudahan kami dapat terus membahagiakan beliau di masa tuanya....Amin yra

" Happiness isn't always about how much you have,

 it's about  enjoying wahat you "do" have. "   -quote central-